Selasa, 06 Agustus 2013

MENYOAL SIDANG ISBATH DENGAN IPTEK

Menyaksikan Sidang Isbath dalam penentuan awal Ramadlan 1433 H pada 19 Juli 2012 yang diselenggarakan oleh kementerian Agama melibatkan organisasi-organisasi Islam selain MUHAMMADIYAH sangat menarik untuk dikaji. Kementerian Agama telah menyepakatkan bersama-sama peserta sidang bahwa Awal Ramadlan jatuh pada tanggal 21 Juli 2012 dengan dalih karena tidak melihat hilal walaupun ada kelompok Al-Najat berhasil melihat hilal di Cakung Jakarta Utara yang terulang setiap tahunnya seperti tahun tahun sebelumnya dalam penentuan Idul Fitri, sehingga Muhammadiyah sebagai kelompok orang orang yang rendah hati , santun, dan cerdas  tidaklah perlu menghadiri sidang tersebut karena sudah tahu jawabannya. Anehnya sidang tersebut tanpa didasari dengan adu Argumentasi diantara para orang yang bersidang, mereka hanya menyatakan  kehadiran sebagai partisipan, terus menyepakatkan diri bersama-sama ulil amri, dalam hal ini Kementrian Agama RI. Sebagai Bangsa dan Bagian dari Negara, sebagai umat Islam yang sangat prihatin dan peduli, Saya menghimbau dan untuk lebih dewasa, bijak dalam berfikir menyikapi semua ini agar tidak terjadi perpecahan umat, khususnya umat Islam. Kita semua hendaknya bertanggung jawab atas sebuah Kebenaran, bukan pencitraan. Buat Warga Muhammadiyah dan Umat Islam yang lain hendaknya kita tetap berpegang dan kembali kepada Al-Qur'an dan Hadist bila melihat, mengetahui, dan terjadi perbedaan diantara kita. Buat MUHAMMADIYAH MOHON UNTUK SEGERA BERIJTIHAD dengan mengumpulkan para pakar Technologynya untuk membuat Sebuah TEROPONG BINTANG DAN BULAN DENGAN ENERGI INFRA MERAH ATAU YANG LAIN YANG LEBIH CANGGIH MERAH  untuk membutktikan bahwa methode Hisap dan Rukyat untuk melihat hilal tidak berbeda dan tidak ada penyimpangan.  Sebenarnya kalau kita menyadari pada Zaman Rasulullah kondisi Alam semesta selain masih bersih juga terang benderang sehingga mata telanjangpun mampu melihat bulan dengan jelas hanya awan yang menutupi dibagian- bagian disuatu tempat  tertentu,  yang pernah dilihat oleh seorang penggembala domba, juga orang kafirpun Nabi Muhammad saw, percaya dan menyuruh mengumumkannya kepada umat Islam seluruh daerah tersebut.  Nah,... kalau kita mencontoh Rasulullah Insyaallah di Indonesia tidak akan terjadi fenomena seperti itu, terlebih yang telah melihat Hilal itu Saudara kita yang telah di sumpah oleh Hakim dibawah  atas nama Allah swt, Saudaraku seiman cobalah perhatikan Alam Semesta ini, khususnya Alam sekitar kita saat ini, yang telah banyak PENCEMARAN dari berbagai unsur yang pasti udara dan langit Allah ini kotor oleh Partikel-partikel yang mau gak mau dipastikan dapat menutupi pandangan kita. AYO MUHAMMADIYAH SEGERA WUJUDKAN PEMIKIRAN KITA NISCAYA ALLAH SWT. AKAN MEMBERI PETUNJUK DAN MEMUDAHKANNYA UNTUK KEBESARAN ISLAM DAN KESATUAN UMAT ISLAM, SEMOGA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah berkunjung, jangan lupa post kan komentar dengan kata-kata yang sopan yaaa?
Terimakasih~