Selasa, 06 Agustus 2013

KARAKTER BANGSA TERCERMIN PADA PEMIMPINNYA

Bangsa adalah sekelompok umat yang tinggal di sebuah negara, yang didalamnya terdapat sebuah tatanan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden, raja, perdana menteri, dan sejenisnya. Bangsa Indonesia yang semula  telah dipimpin oleh para raja, setelah pemerintahan Kolonial maka lahirlah sebuah negara Indonesia yang di pimpin oleh seorang kepala negara yaitu Presiden. Sejarah Indonesia cukup panjang untuk ditelaah, bila kita berbicara tentang Karakter bangsa.
            Dalam sistem pemerintahan kerajaan seorang raja menempati singgasana karena garis keturunan bangsawan atau maharaja, yang memiliki berbagai kelebihan diri, misalnya ilmu pemerintahan dan ilmu kanuragan (bela diri) yang disebut kesaktian, atau titisan yang maha kuasa(sebelum masuknya Islam). Karakter bangsa pada saat itu yaitu kepatuhan pada raja, dan dipastikan anak raja (Pangeran) akan menjadi raja menggantikan ayahanda nya bila sudah wafat. Budaya Nepotisme sangat melekat pada saat itu.Rakyat sangat patuh dan mengagungkan rajanya, sehingga semua “Kata” raja adalah hukum dan undang undang, bahkan  Upeti yang diminta oleh raja dengan senang hati diberikan itulah ciri-ciri  dalam Islam di sebut “sami’na  wa to’na pada ulil amri”. Selanjutnya pada jaman Penjajahan (Kolonialisme)  dalam hal ini Belanda 350 tahun dan Jepang 3,5 tahun yang telah berhasil menamamkan dan mengubah karakter bangsa Indonesia yang terkenal dengan budaya Timur, yang lugu, jujur, dan patuh, sementara orang Barat (Eropa) mengkoyak - koyak Kepribadian serta Karakter bangsa Indonesia semata - mata untuk mengusai dan mengekploitasi kekayaan hasil bumi  Indonesia. Belanda telah memecah bela bangsa dengan membedakan antara kaum bangsawan dengan rakyat jelatah, dalam kesempatan pendidikan membuat rakyat Indonesia bodoh karena tidak dapat mengenyam bangku sekolah.
            Sedangkan pendekatan kepada para bangsawan Belanda membebaskan bangsawan dan rakyat untuk selalu bersenang-senang dengan “tayuban” atau tarian tradisional yang disediakan perempuan-perempuan penghibur yang cantik dan diiringi dengan gamelan sambil meminum minuman keras, sehingga mereka bermabuk-mabukan itu dianggap biasa. Dengan cara itulah Kolonialisme  mengintegrasi dan menambahkan budaya mereka masuk ke negeri ini. Bangsa semakin jauh dari Allah swt, mereka lupa bahkan tidak menyadari dan tidak mengerti tipu daya para kolonial yang menguras hasil bumi negeri dibawa ke negara mereka.  
            Belanda mengangkat dan menunjuk seorang Bupati dengan pendekatan Kolusi dan Intimidasi mereka menyuap dan memfasilitasi segala kepentingan Bupati yang harus taat pada pemerintahannya agar dapat mengatur rakyatnya untuk tunduk pada Belanda, inilah sebuah kesempatan para Bupati untuk merampas kekayaan rakyat yang dengan dalih Upeti atau Pajak, baik secara terang terangan atau sembunyi sembunyi yang saat ini di sebut Korupsi. Hukum yang berlaku pun telah diproduksi untuk menindas rakyat Indonesia, hingga sekarang produk hukum Belanda masih dipergunakan oleh bangsa Indonesia.  Cukup lama bangsa ini telah belajar banyak tentang KKN yang tidak disadari pasti menyengsarakan umat, budaya bangsa yang lugu, jujur, serta taat telah terkikis musnah yang sangat melekat menjadi budaya anak-anak bangsa. Begitu anak-anak bangsa telah sadar, maka berusaha untuk melepaskan diri dari pemerintahan Kolonial, muncullah pemerintahan  ORDE LAMA yang dipimpin oleh orang orang Intelektual, yang pada saat itu Ir. Soekarno dan Dr. M. Hatta menjadi Presiden dan wakil presiden, dengan menyadarkan rakyat Indonesia untuk kembali ke karakter bangsa berbudaya TIMUR makaterbentuklah sebuah Negara yang Mandiri dengan kekuatan sendiri, melalui Gotong Royong adalah sarana untuk membangun sebuah negeri dan mengelola kekayaan Indonesia yang sarat dengan harta baik di laut, dan bumi Indonesia, Budaya KKN nampaknya akan terkikis karena dengan menanamkan pemerintahan sistem Kolektif-Kolegial (Gotong Royong) Indonesia akan lebih baik dan makmur. Tak lama kemudian , sistem politik pada saat itu sangat rentan dengan perebutan kekuasaan, dengan menghalalkan segala cara untuk penggulingan kekuasaan, karena Fitnah. rakyat Indonesia kehilangan jati dirinya.
                       
Pemerintahan ORDE BARU adalah pemerintahan yang semula seolah olah mensejahterakan rakyat, ternyata 25-30 tahun tak terasa telah menumbuh subur kan KKN yang telah diajarkan oleh Belanda saat itu, hanya saja konteknya pemerintahan ini adalah sebuah negara yang menjajah bangsanya sendiri, karakter anak anak bangsa telah melekat budaya KKN, dari cara cara penyelenggaraan PEMILU untuk memilih Presiden membeli suara rakyat tidaklah tabu dan bukan menjadi rahasia umum.  Dengan cara inilah cara bangsa Indonesia mendudukkan Presiden di singgasana nya, begitu sebaliknya cara memimpin pun juga persis apa yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial saat itu , kekayaan bumi indonesia telah di eksploitasi untuk kepentingan pribadi dan golongan, contohnya menjual hasil bumi Indonesia kepada pihak luar dengan dalih karena Indonesia tidak memiliki SDM dan peralatan yang canggih untuk menggali dan mengolah sumber daya alam Indonesia yang ada, rakyat hanya sebagai penonton, dan menjadi buruh di negerinya sendiri dengan upah yang murah dan pas-pasan, sehingga tingkat kemiskinan semakin tinggi sampai akhir masa pemerintahan ke 30 tahun. Yang ditandai dengan peristiwa Krisis Moneter tahun 1998.  Lalu kemana Karakter Bangsa ini hilang?, semua itu karena nafsu keserakahan seorang ulil amri yang tidak Amanah atas kepemimpinan nya.
            Masa krisis moneter berdampak kepada rakyat Indonesia sangat menyengsarakan sehingga kepala pemerintahan atau presiden dituntut rakyat untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Dari sinilah sebenarnya sejarah Indonesia baru bangkit yang dikenal dengan masa REFORMASI yang dipimpin oleh seorang tokoh reformasi yang pemberani dan intelektual nya tidak diragukan lagi yaitu Prof. Dr. Amin Rais, MA. Namun sangat di sayangkan beliau telah dihadang dari berbagai penjuruh agar tidak bisa tampil sebagai orang nomor satu di Indonesia yaitu tak terpilih menjadi Presiden Indonesia. Ini semua karena KKN yang sangat mendarah daging tumbuh didalam diri masing-masing rakyat Indonesia, politik hitam, politik uang, politik fitnah, dan semua bentuk karakter telah dikerahkan untuk menghadang agar Sang begawan tidak menjadi Presiden,dan berhasil lah golongan ini menampilkan sosok pilihannya dengan dalih reformasi, sang begawan duduk sebagai orang tertinggi pembuat keputusan yaitu MPR telah berhasil menelorkan aturan dan undang-undang untuk mengebiri KKN yang seharusnya diamanatkan kepada sang Presiden yang terpilih, tetapi sampai saat ini sang Presiden tidak mampu untuk membawa roda Reformasi yang sesungguhnya untuk Indonesia yang diharapkan menjadi Indonesia baru yang bebas dari praktek– praktek KKN agar bangsa dan negara Indonesia terbebas dari keterpurukan.
            Dengan situasi yang tidak menentu nampaknya bangsa ini sedang sakit, lantas apa yang harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini; 1). Mampukah Bangsa Indonesia mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN dengan memilih kepala pemerintahan dan  kepala negara yang berkarakter jujur, amanah,Fathonah, dan tabliq? 2). Maukah Bangsa Indonesia bertaubat untuk membebaskan diri dari segala bentuk Ke-Syirik-an dan menegakkan Amar makruf  Nahi Mungkar?Kalau benar bangsa ini ingin sembuh dengan suatu percepatan yang lebih baik maka mulai sekarang pertanyaan tersebut harus dijawab dengan BUKTI dan TINDAKAN NYATA bukan jawaban lesan dan argumentasi yang sarat dengan alibi atau alasan,sebagaimana dinyatakan  oleh orang bijak,yaitu: Orang pandai berbicara, tetapi Orang cerdas mengerti apa yang harus dilakukan atau di amalkan secara nyata, sedangkan Orang biasa sami’na wa  ato’na”
            Bangsa Indonesia seharusnya menyadari bahwa melalui perubahan Kurikulum sekolah yang sebenarnya harus dilengkapi dengan sebuah Pendidikan Keluarga di rumah untuk sebuah karya besar menuju bangsa yang besar itu mulailah dari Diri sendiri, Masyarakat termasuk dunia Pendidikan, Pemerintahan, serta Presiden dari lingkup terkecil sebuah Keluarga dilingkungan rumah, agar pendidikan itu tertanam karakter – karakter tersebut di atas. Karena apapun yang dilakukan dengan berbagai diskusi tentang persoalan bangsa yang sangat parah sakitnya tidak akan segera sembuh hanya dengan perdebatan di media masa dan televisi, sementara kemaksiatan dan kemungkaran sudah meradang kemana-mana. Oleh karenanya bangsa yang sarat dengan KKN akan memilih seorang pimpinan yang KKN dan implikasinya menjadi Sistem pemerintahan yangberkarakter  KKN pula ini adalah satu paket.Maka bila ini tidak segera diobati tunggu lah saat kehancurannya. Melihat fenomena bangsa ini yang selalu mencari pembenar dari masing masing lapisan bangsa, Hukum dan penegak hukum sudah tidak ditaati oleh bangsanya, dan selalu berargumen maka berujung dengan berbagai bentuk demonstrasi dengan mengklaim dirinya membela rakyat serta menyuarakan suara rakyat yang tidak jelas, nampaknya seperti bangsa bar-bar yaitu bangsa yang bodoh dan mengalami kemunduran sebagaimana bangsa jahiliyah,  terus bagaimana negara yang kita cintai ini?

Penulis: Ketua DPC PAN SIMOKERTO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah berkunjung, jangan lupa post kan komentar dengan kata-kata yang sopan yaaa?
Terimakasih~