Selasa, 06 Agustus 2013

NILAI KEBENARAN

NILAI KEBENARAN
(Oleh: Budi Setiyono)

Dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap".
Kebenaran identik dengan realita, maksud pernyataan itu bahwa kebenaran selalu dikaitkan dengan realita. Dalam bahasa  hukum duniawi seorang  jaksa penyidik selalu bermain main dengan bukti realita ketika dia menangani sebuah kasus, seseorang divonis bersalah apabila dia nyata nyata terbukti telah melakukan kejahatan, bila mana orang tersebut tidak dapat menunjukkan bukti tidak bersalah dengan alibi apapun.  Sebaliknya orang yang benar dan tidak bersalah akan berubah status hukumnya jadi bersalah dan menjadi terdakwah bila dia dapat terbukti bersalah sekalipun alibi tersebut dibuat buat.    Itulah fenomena kebenaran didunia yang saat ini terjadi dimasyarakat kita.  Nilai-nilai kebenaran sesungguhnya hanya sebagai sandiwara saja.  Umat manusia khususnya di negara ini sudah tidak peduli pada kebenaran, mereka sangat pintar dan cerdas membolak-balikkan kata, apapun kejahatan yang telah di lakukan itu dianggap sudah biasa, serta tidak tabuh dalam berbohong. Lebih-lebih bila kejahatan itu berjamaah dan terorganisasi, maka kebenaran akan sirna diterpa hembusan kata kata bohong. Didunia ini kata-kata dapat berubah sejalan dengan situasi dan kondisi yang dikendaki dalam pernyataan kesaksian, maka perlu kiranya strategi untuk memerangi orang orang fasik seperti itu.  Sebagaimana pernyataan Ali bin Abi Thalib: “Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan baik, akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi secara rapi”
Mencermati pernyataan tersebut diatas dan kenyataan yang terjadi dimasyarakat sungguh menarik, karenanya perlu mendapat perhatian dari umat islam yang beriman, khususnya sebagai kelompok umat yang mendapat amanah Allah swt untuk senantiasa menebarkan dan mempertahankan kebaikan, kedamaian, dan kebenaran dalam kehidupan umat manusia secara menyeluruh.  Karena itu Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imron : 110 yang artinya sebagaimana di bawah ini:
“ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”   
Namun untuk melaksanakan  pernyataan Allah  tersebut  dalam kehidupan ini tidak dapat berdiri sendiri karena itu dalam mengamalkannya perlu difikirkan dan diperjuangkan dalam tatanan yang rapi dan teratur.  Memperjuangkan kebenaran diperlukan perencanaan yang matang, tahapan, dan skala prioritas yang jelas, serta didukung oleh kelompok umat yang berkualitas.
            Dalam realita kehidupan sehari hari yang kita saksikan sekarang, betapa kemungkaran, kebohongan, kesaksian palsu, serta kebathilan telah merajalela dan mendominir hampir didalam semua sektor kehidupan.  Semua itu ter-cover  dan dikemas serta dikelola dengan rapi, sehingga seolah olah merupakan  sebuah legalitas keniscayaan dalam kehidupan moderat tanpa cacat sedikitpun. Mereka melakukannya dengan sadar serta mematikan hati nuraninya tanpa  merasakan  apa itu dosa, demi mencapai sebuah jabatan yang sarat dengan harta duniawi, serta gengsi status sosial.
Secara plural masyarakat banyak yang terpengaruh oleh nilai-nilai kemungkaran, kebohongan, kesaksian palsu, serta kebathilan yang sudah merasuk dalam dirinya, semisal antar teman saling memfitnah dengan menyampaikan dan menyebarluaskan kejelekkannya dengan motif pembunuhan kharakter (Charracter Assasinations) agar tidak merecoki jabatan yang diembannya.  Terlebih akan menhabisi atau menyingkirkan satu sama lain  dengan tujuan agar dapat leluasa mengkorup keuangan disuatu instansi atau lembaga dia bekerja, serta menutup kasus-kasus kejahatannya dengan mengekspos diri melalui tulisan tulisan  di media masa agar terbentuk opini bahwa dia orang yang suci, bersih, dan tidak berdosa apapun yang dia pernah lakukan. Terlebih  masyarakat kita mudah melupakan apapun kesalahan dan kebathilan yang terjadi pada diri orang lain.  Berapa banyak kebenaran telah dikhianati oleh manusia-manusia rakus seperti itu. Oleh karena itu marilah kita tentang , dan kita perjuangkan dengan do’a dan upaya yang terorganisir agar semua bentuk kebathilan, di negara ini dan di lembaga lembaga serta ditengah tengah masyarakat kita untuk tetap mempertahankan kebenaran  sebagaimana ayat tersebut di atas :“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. Semoga Allah SWT segera menghancurkan musuh-musuhNya dan musuh orang –orang yang taat padaNya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Setelah berkunjung, jangan lupa post kan komentar dengan kata-kata yang sopan yaaa?
Terimakasih~