Selasa, 06 Agustus 2013

MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM

Menyambut tahun baru Islam dengan sebuah renungan adalah upaya awal kita untuk menyadari tentang kita sebagai umat yang beriman, dan bertaqwah kepada Allah swt. Mari kita refleksi diri kita masing masing sebagai seorang Hamba Allah. sampai seumur ini adakah hal hal yang manfaat yang pernah kita lakukan untuk siar, dakwah, dan tauladan yang berkarakter Islam atau sebaliknya ketidak pedulian kita terhadap diri sendiri dan orang lain. sebagaimana kehidupan ini penuh dengan hiruk pikuk kemaksiatan berlalu lalang di depan kita, masyaallah ini saudaraku kenyataan yang ada di negeri ini. Mulailah dengan diri kita untuk mengikuti jejak Rasulullah ketika berhadapan dengan kaum musrik dan kafirin pada saat itu Beliau mendapat perintah dari Allah untuk berhijriyah dari makkah ke madinah. Bagi diri kita hijrah ini merupakan isyarat bagi kaum Muslimin saat ini untuk menunjukkan jati diri Muslim sejati terhadap kaum musrikin dan kafirin modern yang telah menjarah dan menjajah hati dan fikiran kaum mudah, dan orangtua muslim muslimah melalui mode dan trendy sehingga pemandangan Akhlaq yang tidak terpuji bertebaran dimana mana dan dimana mereka menjadi/menjabat apa. Hanya kesempatan inilah mari kita berhijrah dari sesuatu yang buruk kesesuatu yang lebih baik, dan bagi saudara saudaraku yang seperjuangan yang merasa sudah baik marilah kita tingkatkan amal kita agar lebih dan lebih baik lagi agar Allah swt Ridho atas bangsa dan negeri tercinta ini karena baik buruk Akhlaq umat di negeri ini akan menentukan Baik dan buruknya negeri ini. Maju dan Mundurnya suatu negeri tergantuk dari baik dan bobroknya AKHLAQ Bangsa dan Umat didalamnya. SELAMAT TAHUN BARU SAUDARA-SAUDARAKU YANG SEIMAN DAN SEPERJUANGAN SEMOGA KITA PANJANG UMUR DAN MANFAAT. AMIN.+-

AVG AND AVB DI USIA PERKEMBANGAN


Melihat dan memperhatikan Dunia kaum muda dan Mudi sungguh sangat memilukan OrTu. Kenapa demikian?? Coba lihat mereka keluyuran di malam hari berpasangan yang bukan mukrimnya berpesta ria menikmati gemerlapnya dan dinginnya malam, tanpa mau belajar tentang pelajarannya di rumah, pagi hari ngorok tak bangun sholat shubuh, bangun langsung berangkat kesekolah itupun kalau masih ingat jalannya menuju sekolah. Tidak sedikit yang datang kesekolah hanya mampir lalu lewat begitu saja atau kalau terpaksa masuk kelas lalu tidur, tak memperhatikan guru mengajar, aduh bagaimana generasi modern ini akan menggantikan generasi bangsa nanti, atau generasi jahilyah yang sarat dengan kebodohan Iman dan takwa ini akan eksis ditengah tengah anak anak kita nanti ? Nampaknya mereka telah tercemar dengan berbagai VIRUS Kejahiliyaan di lingkungannya, mulai dari rumah , teman sejawat, dan lingkungan tekhnologi yang disalah artikan Virus Virus sudah mengadopsi didalam dirinya bagaikan sel-sel darah putih yang yang dengan rakusnya menghabisi sel-sel darah merah ditubuhnya. Oleh karena itu para Orang Tua Dan para Pendidik alias Guru mulailah untuk menannamkan AVG dan AVB pada putra-putrinya dirumah maupun disekolah selain memberikan Tauladan didepan mereka. Apa itu AVG dan AVB ? AVG (Anti Virus Girls) AVB (Anti Virus Boys). antara Lain: 
1. Ajarkan dan ajaklah mereka Shalat Fardhu yang benar dan Khusyuk, Karena dengan shalat yang istiqomah dan tertib waktunya akan mencerminkan dan membentuk pribadi mencegah kemungkaran, 2. Biasakan melaksanakan Shalat TAHAJUD, karena dengan menegakkan tahajut yang Istiqomah dapat membentengi diri dari segala bentuk VIRUS Jahat yang akan masuk pada dirinya karena secara kejiwaan akan membentuk Jiwa yang tenang dan penuh dengan hikmah tentang kecerdasan Iman, Yang terakhir, 3. Biasakan berpuasa hari SENIN dan KAMIS atau kalau mampu berpuasa NABI DAUD. Dengan berpuasa segala bentuk stimuli pengaruh jahat baik yang diketahui maupun tidak diketahui dari luar akan netral dengan sendirinya. sebagaimana pernyataan Nabi Muhammad saw, bahwa peperangan yang lebih hebat dari perang badar adalah perang melawan hawa nafsu. selain itu ada virus kegemerlapan Duniawi yang paling banyak menjerumuskan kaum mudah kita, maka Anti Virus Kezuhudan yang harus kita pasang pada diri anak anak kita sejak dini dengan kesederhanaan hidup sehari hari insyaallah generasi kita akan selamat Dunia Akhirat. Allahualam bisawab, dan semoga Allah selalu melindungi dan membimbing kita semua Amin.

KARAKTER BANGSA TERCERMIN PADA PEMIMPINNYA

Bangsa adalah sekelompok umat yang tinggal di sebuah negara, yang didalamnya terdapat sebuah tatanan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden, raja, perdana menteri, dan sejenisnya. Bangsa Indonesia yang semula  telah dipimpin oleh para raja, setelah pemerintahan Kolonial maka lahirlah sebuah negara Indonesia yang di pimpin oleh seorang kepala negara yaitu Presiden. Sejarah Indonesia cukup panjang untuk ditelaah, bila kita berbicara tentang Karakter bangsa.
            Dalam sistem pemerintahan kerajaan seorang raja menempati singgasana karena garis keturunan bangsawan atau maharaja, yang memiliki berbagai kelebihan diri, misalnya ilmu pemerintahan dan ilmu kanuragan (bela diri) yang disebut kesaktian, atau titisan yang maha kuasa(sebelum masuknya Islam). Karakter bangsa pada saat itu yaitu kepatuhan pada raja, dan dipastikan anak raja (Pangeran) akan menjadi raja menggantikan ayahanda nya bila sudah wafat. Budaya Nepotisme sangat melekat pada saat itu.Rakyat sangat patuh dan mengagungkan rajanya, sehingga semua “Kata” raja adalah hukum dan undang undang, bahkan  Upeti yang diminta oleh raja dengan senang hati diberikan itulah ciri-ciri  dalam Islam di sebut “sami’na  wa to’na pada ulil amri”. Selanjutnya pada jaman Penjajahan (Kolonialisme)  dalam hal ini Belanda 350 tahun dan Jepang 3,5 tahun yang telah berhasil menamamkan dan mengubah karakter bangsa Indonesia yang terkenal dengan budaya Timur, yang lugu, jujur, dan patuh, sementara orang Barat (Eropa) mengkoyak - koyak Kepribadian serta Karakter bangsa Indonesia semata - mata untuk mengusai dan mengekploitasi kekayaan hasil bumi  Indonesia. Belanda telah memecah bela bangsa dengan membedakan antara kaum bangsawan dengan rakyat jelatah, dalam kesempatan pendidikan membuat rakyat Indonesia bodoh karena tidak dapat mengenyam bangku sekolah.
            Sedangkan pendekatan kepada para bangsawan Belanda membebaskan bangsawan dan rakyat untuk selalu bersenang-senang dengan “tayuban” atau tarian tradisional yang disediakan perempuan-perempuan penghibur yang cantik dan diiringi dengan gamelan sambil meminum minuman keras, sehingga mereka bermabuk-mabukan itu dianggap biasa. Dengan cara itulah Kolonialisme  mengintegrasi dan menambahkan budaya mereka masuk ke negeri ini. Bangsa semakin jauh dari Allah swt, mereka lupa bahkan tidak menyadari dan tidak mengerti tipu daya para kolonial yang menguras hasil bumi negeri dibawa ke negara mereka.  
            Belanda mengangkat dan menunjuk seorang Bupati dengan pendekatan Kolusi dan Intimidasi mereka menyuap dan memfasilitasi segala kepentingan Bupati yang harus taat pada pemerintahannya agar dapat mengatur rakyatnya untuk tunduk pada Belanda, inilah sebuah kesempatan para Bupati untuk merampas kekayaan rakyat yang dengan dalih Upeti atau Pajak, baik secara terang terangan atau sembunyi sembunyi yang saat ini di sebut Korupsi. Hukum yang berlaku pun telah diproduksi untuk menindas rakyat Indonesia, hingga sekarang produk hukum Belanda masih dipergunakan oleh bangsa Indonesia.  Cukup lama bangsa ini telah belajar banyak tentang KKN yang tidak disadari pasti menyengsarakan umat, budaya bangsa yang lugu, jujur, serta taat telah terkikis musnah yang sangat melekat menjadi budaya anak-anak bangsa. Begitu anak-anak bangsa telah sadar, maka berusaha untuk melepaskan diri dari pemerintahan Kolonial, muncullah pemerintahan  ORDE LAMA yang dipimpin oleh orang orang Intelektual, yang pada saat itu Ir. Soekarno dan Dr. M. Hatta menjadi Presiden dan wakil presiden, dengan menyadarkan rakyat Indonesia untuk kembali ke karakter bangsa berbudaya TIMUR makaterbentuklah sebuah Negara yang Mandiri dengan kekuatan sendiri, melalui Gotong Royong adalah sarana untuk membangun sebuah negeri dan mengelola kekayaan Indonesia yang sarat dengan harta baik di laut, dan bumi Indonesia, Budaya KKN nampaknya akan terkikis karena dengan menanamkan pemerintahan sistem Kolektif-Kolegial (Gotong Royong) Indonesia akan lebih baik dan makmur. Tak lama kemudian , sistem politik pada saat itu sangat rentan dengan perebutan kekuasaan, dengan menghalalkan segala cara untuk penggulingan kekuasaan, karena Fitnah. rakyat Indonesia kehilangan jati dirinya.
                       
Pemerintahan ORDE BARU adalah pemerintahan yang semula seolah olah mensejahterakan rakyat, ternyata 25-30 tahun tak terasa telah menumbuh subur kan KKN yang telah diajarkan oleh Belanda saat itu, hanya saja konteknya pemerintahan ini adalah sebuah negara yang menjajah bangsanya sendiri, karakter anak anak bangsa telah melekat budaya KKN, dari cara cara penyelenggaraan PEMILU untuk memilih Presiden membeli suara rakyat tidaklah tabu dan bukan menjadi rahasia umum.  Dengan cara inilah cara bangsa Indonesia mendudukkan Presiden di singgasana nya, begitu sebaliknya cara memimpin pun juga persis apa yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial saat itu , kekayaan bumi indonesia telah di eksploitasi untuk kepentingan pribadi dan golongan, contohnya menjual hasil bumi Indonesia kepada pihak luar dengan dalih karena Indonesia tidak memiliki SDM dan peralatan yang canggih untuk menggali dan mengolah sumber daya alam Indonesia yang ada, rakyat hanya sebagai penonton, dan menjadi buruh di negerinya sendiri dengan upah yang murah dan pas-pasan, sehingga tingkat kemiskinan semakin tinggi sampai akhir masa pemerintahan ke 30 tahun. Yang ditandai dengan peristiwa Krisis Moneter tahun 1998.  Lalu kemana Karakter Bangsa ini hilang?, semua itu karena nafsu keserakahan seorang ulil amri yang tidak Amanah atas kepemimpinan nya.
            Masa krisis moneter berdampak kepada rakyat Indonesia sangat menyengsarakan sehingga kepala pemerintahan atau presiden dituntut rakyat untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Dari sinilah sebenarnya sejarah Indonesia baru bangkit yang dikenal dengan masa REFORMASI yang dipimpin oleh seorang tokoh reformasi yang pemberani dan intelektual nya tidak diragukan lagi yaitu Prof. Dr. Amin Rais, MA. Namun sangat di sayangkan beliau telah dihadang dari berbagai penjuruh agar tidak bisa tampil sebagai orang nomor satu di Indonesia yaitu tak terpilih menjadi Presiden Indonesia. Ini semua karena KKN yang sangat mendarah daging tumbuh didalam diri masing-masing rakyat Indonesia, politik hitam, politik uang, politik fitnah, dan semua bentuk karakter telah dikerahkan untuk menghadang agar Sang begawan tidak menjadi Presiden,dan berhasil lah golongan ini menampilkan sosok pilihannya dengan dalih reformasi, sang begawan duduk sebagai orang tertinggi pembuat keputusan yaitu MPR telah berhasil menelorkan aturan dan undang-undang untuk mengebiri KKN yang seharusnya diamanatkan kepada sang Presiden yang terpilih, tetapi sampai saat ini sang Presiden tidak mampu untuk membawa roda Reformasi yang sesungguhnya untuk Indonesia yang diharapkan menjadi Indonesia baru yang bebas dari praktek– praktek KKN agar bangsa dan negara Indonesia terbebas dari keterpurukan.
            Dengan situasi yang tidak menentu nampaknya bangsa ini sedang sakit, lantas apa yang harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini; 1). Mampukah Bangsa Indonesia mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN dengan memilih kepala pemerintahan dan  kepala negara yang berkarakter jujur, amanah,Fathonah, dan tabliq? 2). Maukah Bangsa Indonesia bertaubat untuk membebaskan diri dari segala bentuk Ke-Syirik-an dan menegakkan Amar makruf  Nahi Mungkar?Kalau benar bangsa ini ingin sembuh dengan suatu percepatan yang lebih baik maka mulai sekarang pertanyaan tersebut harus dijawab dengan BUKTI dan TINDAKAN NYATA bukan jawaban lesan dan argumentasi yang sarat dengan alibi atau alasan,sebagaimana dinyatakan  oleh orang bijak,yaitu: Orang pandai berbicara, tetapi Orang cerdas mengerti apa yang harus dilakukan atau di amalkan secara nyata, sedangkan Orang biasa sami’na wa  ato’na”
            Bangsa Indonesia seharusnya menyadari bahwa melalui perubahan Kurikulum sekolah yang sebenarnya harus dilengkapi dengan sebuah Pendidikan Keluarga di rumah untuk sebuah karya besar menuju bangsa yang besar itu mulailah dari Diri sendiri, Masyarakat termasuk dunia Pendidikan, Pemerintahan, serta Presiden dari lingkup terkecil sebuah Keluarga dilingkungan rumah, agar pendidikan itu tertanam karakter – karakter tersebut di atas. Karena apapun yang dilakukan dengan berbagai diskusi tentang persoalan bangsa yang sangat parah sakitnya tidak akan segera sembuh hanya dengan perdebatan di media masa dan televisi, sementara kemaksiatan dan kemungkaran sudah meradang kemana-mana. Oleh karenanya bangsa yang sarat dengan KKN akan memilih seorang pimpinan yang KKN dan implikasinya menjadi Sistem pemerintahan yangberkarakter  KKN pula ini adalah satu paket.Maka bila ini tidak segera diobati tunggu lah saat kehancurannya. Melihat fenomena bangsa ini yang selalu mencari pembenar dari masing masing lapisan bangsa, Hukum dan penegak hukum sudah tidak ditaati oleh bangsanya, dan selalu berargumen maka berujung dengan berbagai bentuk demonstrasi dengan mengklaim dirinya membela rakyat serta menyuarakan suara rakyat yang tidak jelas, nampaknya seperti bangsa bar-bar yaitu bangsa yang bodoh dan mengalami kemunduran sebagaimana bangsa jahiliyah,  terus bagaimana negara yang kita cintai ini?

Penulis: Ketua DPC PAN SIMOKERTO

ISLAMIC VISION FOR THE PRESIDENT ELLECTED TO MAKE BETTER NATION OF INDONESIA

Islamic concept for the Biggest population Moslems in Indonesia is the Fix- Price:
I.   Basic concept of "Sunatullah and Science"
II.   Basic consept of " Dienullah for the guiding on man's way of life given by Allah SWT as the Creator 
      of  Universe, through a Muhammad as prophet include solution on the fields:
A.   Personal matters
B.   Family Problems
C.   National till International management:
     1.  Development of  Islamic Law Field
     2.  Development of  Politics Islamic Democracy Field
     3.  Development of  Islamic Economics Field
     4.  Development of  Modern Islamics  Education Field
     5.  Development of  public Health field 
     6.  Development of  Military Power field
     7.  Development of  islamic Way of daily life for the People
The New paradigm of  New Indonesia Government means to make better for the nation soon, because all must know that to save the nation and country only by applying Allah swt role and if we are late to correct and realize the human man doing, Indonesia will be our memory.  In Holi Qur'an Allah guide how to manage the world, Specially the strategy related to guide Science for dimention of human life social political and Religious teachings is the power of it. As description of the statements above, as follows:
1.    Development of  Islamic Law Field
       - Islamic Law is the higest law from Allah swt, No  desrimination between the people. all must honarable 
         each other. All people do their duties in peacefull and saveness.  
2.    Development of  Politics Islamic Democracy Field
       - In Politic Islamic there is no bad competation among the participants
       - In Politic Islamic uses  Qur'an  and hadist as an indicator to creat the rules wisely
3.   Development of  Islamic Economics Field
      - Omit the Convention Banking in Indonesia and hold Syari'ah Banking in Indonesia.
      - No Riba and Hold Zakat in Indonesia
      - Open the Holi Qur'an,  Arum: 39, An nisa': 161, Ali Imron : 130, Al Baqorah : 275-280 are basic 
        of Islamics economics.
4.   Development of  Modern Islamics  Education Field
      - Scientific material and Islamic teachingshould be the strengthen in all school curricula.
      - Islamic teaching for the people before going to marry as a principle of social sociaty life, include: morality,         
        rituality, and spiritual activity based on the Qur'an and al hadist
      - Educate the environment people to creat the islamic surounding in peacefully and saveness
5.   Development of  public Health field 
      - priority in health services will be given to preventtion rather to curative specially of creating healthy environ
        ment for the peolpe.
      - Curative health services must be oriented to cure the diseases prevalence in polpulation.
      - creat the budget to control the expensive and sopishticated health technology
6.  Development of  Military Power field
     - Creat the power on military by completing a modern weapon and increasing the strategy in their field 
     - creat the professionally of military power by giving wealthfare economics    
     - There must be a strong political military to prevent and treaty among moslem countries in the world
     - There must be a bravery military to judge the law breakers who want to integrate indonesia regional.
     - Each nation must solve the terrorism within their own country. there should not be any so called pre-
       emptive strike to other country in the name of solving international terrorism because it is against 
       the sovereignty of other nation.
7.  Development of  islamic Way of daily life for the People 
    - Woman must be full responsibility for the generation by giving strong and good islamic education for creating 
      peaceful and saveness situation and condition.
    - Way of Daily Islamic life must be applied among moslems, non moslems,is not only national but also inter-
      national.
Democracy is not everything that every nation must follow. The important thing is to have a Nation in  goodtransparent government, stability, following the rules regulation, and no suppression in the process of leadership. Every nation may have her own historical and culture background that may distinguish from the Liberal Nation.  As Moslems the opinion on democracy is certainly very valuable and must be heard by those. Islamic Democracy is different from others who said democracy Liberalism. Democracy for all, but unfair for exploitation others by using everything ways to achive the purpose without Allah permission, it means 'Haram" to do it in the world of Allah swt. As a sugestion for the Moslems and specially Islamic Parties must be Unity to win the Competation on General Ellection in the year 2014 to creat a good leader of the Indonesia President, by condition: "Amanah, Shidiq, Fathona, and, tabliq". don't think for your selves but think of responsibility as  a moslem for holding Islam to guard the world as Allah swt said Kholifah in the world specially Indonesia Lovest.
    

KESESUAIAN ANTARA UCAPAN DAN PERBUATAN

KESESUAIAN ANTARA UCAPAN DAN PERBUATAN
(Oleh: Drs. Budi Setiyono)

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?  Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” ( Q.S. As-Shaf: 2-3)

Ayat tersebut di atas turun setelah perang Badar, Nabi Muhammad saw menceritakan pahala para pejuang atau syuhada perang Badar kepada para sahabat. Sahabat Nabi  ini  dengan semangatnya ingin maju dalam peperangan, dan berkeinginan untuk mencurahkan segala potensi serta kekuatannya.   Kemudian mereka diuji dalam perang Uhud dan sebagian besar sahabat tersebut lari dari medan perang, maka Allah mencela dengan ayat tersebut. Dalam riwayat lain diantara mereka ada yang menanyakan sangat ingin mengetahui suatu amalan yang sangat dicintai Allah, niscaya akan melakukannya. Lalu turunlah ayat Q.S. Ash-Shaff: 4: “ Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh
NILAI KEJUJURAN HATI DAN LISAN
Kejujuran hati dan lisan yang diikuti oleh perbuatan adalah amalan yang sangat tinggi nilainya dalam Islam. Karena dasar keimanan yang paling dalam sebagai landasan hidup setiap umat adalah kejujuran itu sendiri. Jadi seorang manusia yang menyatakan beriman mengatakan sesuatu untuk dirinya sendiri dan sebagai penyampai kebaikan untuk menjauhi larangan Allah dan melakukan perintah-perintah-Nya tetapi dengan sengaja tidak melakukannya dan tidak ada kemauan untuk melakukannya, maka ia telah berdusta kepada Allah swt dan manusia termasuk dirinya sendiri.  Sebaliknya dihadapan Allah swt orang yang jujur akan memperoleh predikat yang sangat tinggi nilainya. Oleh karena itu ucapan yang merefleksikan kejujuran hati akan tercermin dan dapat dilihat dari perbuatan dan berdampak positif serta bermanfaat bagi diri sendiri serta orang lain.
Ayat tersebut di atas sebenarnya sangat tepat untuk mengingatkan diri kita dan khususnya dalam berdakwah hendaknya benar-benar menjaga lisan dan memikirkannya sebelum keluar dari hati yang berwujud ucapan ini, Bertanya tanya pada diri sendiri, apakah diri ini mampu melakukannya sebagaimana apa yang akan terucap dari mulut ini, atau apakah diri ini sudah melakukan kejahatan, kemaksyiatan, kedholiman, dan lainnya  sehingga terus dan ingin melakukannya  karena merasa nikmat  tentang semua itu, “Maha Suci Allah” yang lebih mengetahui isi hati dan perbuatan setiap hamba-Nya. Sebelum berucap   tanpa disadari banyak saudara saudara kita yang memperhatikan kekurangan, kelemahan, dan kejelekan dari saudara kita yang lain melalui  cara mengkritik, menegur, dan menyampaikan didepan umum yang sangat kerasnya dengan seolah olah  bergaya tabliq,  seolah olah dirinya paling bersih tanpa cacat, dan seolah olah merasa tak berdosa, dengan melalui bahasa tulisannya serta ucapannya adalah paling benar serta baik menurut pendapat dan penilaian dari sudut pandang dirinya sendiri.  Karena kesombongannya kebanyakan orang seperti ini akan terperosok kedalam neraka karena lisannya, dusta dalam berucap, tidak menepati janjinya, pandai bersembunyi dibalik lidahnya ini adalah ciri-ciri  orang munafiq, sebagaimana telah dinyatakan dalam HR Bukhari-Muslim: “ Tanda orang Munafiq itu ada tiga; Jika berbicara berdusta, Jika berjanji mengmungkiri, dan jika diamanati khianat”.
REFLEKSI KARAKTER KEJUJURAN UMAT
Refleksi sekitar  Kehidupan Masyarakat kita pun bila kita cermati mulai dari para komentator, pendidik, politikus, birokrat pemerintahan, juga  professional tanpa disadari banyak melakukan kedustaan untuk mencapai tujuan kepentingan pribadi sehingga perbuatan yang bertentangan dengan hati nuraninya dengan terpaksa atau disengaja adalah hal-hal yang dianggap remeh-temeh itu sudah menjadi pembiasaan prilaku dan membudaya disekitar kita. Orang-orang yang jujur dalam kurun waktu saat ini akan menjadi musuh terbesar bagi para pendusta. Sudah banyak penderitaan kaum muslimin yang jujur dan taat yang disebabkan oleh orang-orang munafiq yang banyak bicara tanpa menghadirkan hati nurani, banyak berjanji tapi tidak ada realitanya, pandai mengingatkan orang tapi dia tidak melakukannya, bahkan kemaksiatan yang diperbuatnya dianggap merupakan suatu kenikmatan hidup didunia ini, misal nya perbuatan perzinaan , korupsi, pembunuhan, pengeksploitasian lingkungan pekerjaan mumpung menempati posisi yang mapan dan kekayaan alam apabila kita fokuskan semua bentuk perbuatan dholim itu adalah  perusakan sosial lingkungan dimana dia tinggal dan bekerja , perusakan alam sekitar ini  yang bersumber pada kedustaan mereka, dan Allah swt telah mengingatkan dengan keras didalam Q.S. al-Baqarah: 204-407 yang artinya sebagai berikut: “ Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.  Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.  Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.  Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”
Cukuplah ayat tersebut diatas sebagai tanda pengingat serta menjadikan pelajaran bagi diri kita, para pemimpin,  guru,  mubaliq, politikus, birokrat pemerintahan, untuk tidak berkata serta berjanji kepada umat kecuali karena memang benar mampu merealiasikannya dalam bentuk perbuatan, agar menjadi teladan bagi umat manusia. Kesesuaian serta keserasian antara ucapan dan perbuatan membuat hidup nyaman dan bermanfaat bagi khalayak.

BERAMAL SHALIH

BERAMAL SHALIH
(Oleh: Drs. Budi Setiyono)

“ Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” ( QS. Al-Isra’ : 72

    
CERMIN DIRI
Sudah benarkah perbuatan anda saat ini ?.  Pertanyaan ini dapat kita tujukan pada saya, anda, dan siapa saja yang ingin mengetahui sesuatu yang menjadi amal perbuatan, atau ibadah yang sudah dikerjakan. Bila kita berdiri di depan cermin akan terlihat jelas gambar diri yang utuh, wajah cantik dan jelek bagi wanita, ganteng dan gagah bagi laki laki,  kemudian kita berhias membetulkan sesuatu yang kurang pas pada diri kita, mengenahkan baju dan aksesoris yang menarik agar kelihatan menawan lalu kita tersenyum senyum puas mengagumi diri kita didepan cermin.  Dengan langkah percaya diri kita keluar rumah bertebaran bekerja atau ketempat yang hendak kita tuju. Pernahkah didalam hati dan fikiran kita untuk melihat dan menembus diri kita yang sebenarnya bahwa yang kita lihat itu adalah sebuah bayangan diri yang tidak nyata. Pernahkah kita menanyakan suatu kekurangan dalam mengerjakan amal ibadah kita ?

AMAL  SHALIH DAN  AMAL YANG SIA- SIA
            Amal shalih adalah suatu perbuatan yang baik dalam ukuran agama Islam  yang  Allah swt  ridho atas perbuatan ibadah  itu.   Dalam hal ini Firman Allah tersebut di atas  ( QS. Al-Isra’ : 72 ) merupakan suatu sindirian yang sangat tajam bila kita cermati dengan seksama. Menggambarkan seseorang yang tersesat dari jalan kebenaran karena buta hatinya, dengan mengerjakan hal-hal yang menjadikan amal sia-sia.  Sebagaimana dalam hadits HR Ad-Dailamy dari Ady bin Hatim menyebutkan ada enam perkara yang membuat amal menjadi sia-sia yaitu; (1) Sibuk dengan aib orang lain, (2) Keras hati/ kepala, (3) Cinta dunia, (4) Sedikit rasa malu, (5) Panjang angan angan, dan (6) Berbuat Zalim terus menerus.
            Sebaliknya  bila sesorang mengerjakan amal shalih dengan istiqomah dampak sistemik  dari amal shalih didunia itu akan terasa didalam kehidupan dunia maupun diakhirat kelak. ( simak firman Allah, QS (41): (30-31) keistimewaannya serta keutamaannya Yaitu: (1 ) mendapatkan perlindungan dari Malaikat didunia dan akhirat yang dijanjikan Allah swrt dan, (2) akan dimasukkan dalam surga yang didalamnya memperoleh apa yang dia inginkan dan apa yang dia minta.
            Dampak sistemik atas istiqomah  beramal shalih juga mengundang kecintaan Allah swt kepada kita ( “Tidakkah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai daripada kewajiban yang aku embankan kepadanya,  dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya “ HR. Al-Buqhori: 6502)) serta terhidar dari perbuatan mungkar. ( “……Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar….”. QS.Al-Ankabut(29): 45 )

BAGAIMANA MENCAPAI PREDIKAT AMAL SHALIH
Untuk mencapai dan menjaga agar kita tetap beristiqomah dalam mengerjakan amal shalih perlu meniatkan diri agar berkomitmen dengan ikhlas yakni:
(1). Beristighfar sebagai pernyataan taubat  yang sungguh-sungguh ( “Dan dia berkata: “ Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Robbmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” QS. Hud(11): 52 ) (2) Memahami dan mengetahui amal-amal yang sia-sia dengan banyak belajar ilmu pengetahuan agama, (3) Mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain disekitar kita yang tidak istiqomah dalam mengerjakan amal ibadahnya. ( “Wahai Abdullah janganlah seperti si Fulan, dahulu dia mengerjakan shalat malam tetapi kemudian meninggalkannya.” HR. Bukhori: 1152) Yang terakhir  yaitu (3) Mohon kekuatan  dan perlindungan Allah untuk selalu kita dapat beristiqomah dalam mengerjakan amal shalih, mengingat kita sebagai manusia biasa adalah makhluk yang lemah. Hanya dengan do’a setiap saat, dan  istiqomah menegakkan shalat malam  agar kita diberi kekuatan untuk itu.
            Akhirnya dengan beramal shalih yang penulis paparkan di atas  maka dapat kita petik hikmah dengan bercermin diri merupakan sebuah simbol filosofi  yang sangat dalam bahwa sebagai manusia akan bermanfaat bagi diri sendiri, dan orang lain bila kita mampu mentransformasikan suatu kekurangan diri menjadi amal shalih dalam kehidupan sehari hari, selebihnya Allahu A’lam.

TRANSFORMASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA

TRANSFORMASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA
      
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.”(Q.S. 3:120)
Pendidikan  Islam memiliki cakupan yang sangat luas, hal ini karena Pendidikan Islam itu banyak memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Maka dari itu  pendidikan  Islam merupakan pengajaran tata hidup yang berisi petunjuk – perintah dan larangan -  yang digunakan oleh manusia untuk  menjalani kehidupannya di dunia dengan sejahtera serta   menyiapkan kehidupan yang selamat  di akhirat nanti. Disamping itu, pendidikan Islam juga merupakan pendidikan manusia seutuhnya yang dapat membina seluruh aspek kehidupan baik jasmania maupun rohania, agar manusia dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat atau lingkungannya, juga bagi bangsa dan negaranya.
Pedoman Ajaran Islam dalam Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan manusia selalu ada proses yang harus dilalui, oleh karena itu pendidikan Islam harus mencakup beberapa hal sebagai pedoman, agar dapat berjalan dengan seimbang sesuai dengan capaian hasil yang sejalan dengan ajarannya, antara lain: 1. Hubungan manusia dengan Allah Swt.,2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, 3. Hubungan manusia dengan sesama manusia, 4. Hubungan manusia dengan makhluk lain (alam sekitar). Keempat rumusan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut dibawah ini:
Hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan vertikal antara makhluk sebagai hamba dengan Khaliqnya yang merupakan prioritas utama  dalam pendidikan Islam. Dalam melaksanakan  hubungan ini seorang hamba harus benar-benar yakin  bahwa Allah yang menciptakannya, maka berserah diri kepada-Nya, dan selalu  bersyukur kepada-Nya atas berbagai  nikmat yang diberikan.adalah bentuk ketaatan seorang hamba. Dengan meyakini bahwa Allah adalah Sang Pencipta, Maha Pengasih dan Penyayang, maka manusia harus banyak bersyukur kepada-Nya, seperti dengan selalu mengingat-Nya, malakukan shalat, puasa, zakat dan sebagainya. Dalam melakukan shalat dan berdo’a, seorang hamba harus melakukannya dengan cara sungguh-sungguh, segala pikiran dan perasan harus banar-banar terkonsentrasi kepada-Nya, Tidak  memikirkan yang lainnya, selain Allah semua yang ada itu kecil dan bukan apa-apa. Begitu juga ketika seorang hamba sedang berdo’a harus dengan sungguh-sungguh dan penuh harap agar permohonan yang dimintanya  dikabulkan. Setelah melakukan do’a dan berikhtiar, seorang hamba harus juga berserah diri kepada-Nya karena memang hanya kepada-Nya lah segala urusan dikembalikan.  Sedangkan  yang menjadi inti dari hubungan antara manusia dengan Allah yaitu seorang hamba harus bertaqwa kepada-Nya dengan sebenar-benar taqwa, dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhkan segala larangan-Nya. Dengan melakukan taqwa maka  jiwa dan batinnya akan merasa tentram.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri atau Interpersonal adalah hubungan manusia sebagai makhluk individual yang membutuhkan perhatian bagi dirinya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan rasa aman. Dengan melakukan hubungan ini manusia sebagai makhluk individual harus benar-benar memperhatikan akan kebutuhan dirinya sendiri. Kebutuhan akan kesehatan misalnya, agar kebutuhan ini terpenuhi maka dia harus menjaga kesehatan dirinya, misalnya dengan banyak berolah raga, tidak meminum-minuman keras, tidak memakai obat-obatan terlarang seperti narkoba, dan lain-lain, tidak melakukan perzinahan, tidak terlalu banyak nongkrong dan sebagainya. Landasan berfikir  yang mendasari hal tersebut,  dikarenakan bahwa seluruh anggota tubuh kita mempunyai hak untuk dilindungi  dan dipelihara agar tetap menjadi sehat. contohnya mata kita mempunyai hak, maka dari itu harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya, perut kita juga punya hak, maka perlu untuk memenuhi  hak-haknya dengan cara memakan makanan yang halal dan  baik,  otak kitapun harus kita jaga , dari  kerusakan pada sel-sel atau saraf-sarafnya untuk tidak   mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan mengotorinya dengan berfikir yang merencanakan kejahatan dan seterusnya.  Selain menjaga kesehatan fisik, manusia juga harus menjaga kesehatan jiwanya, misalnya dengan  banyak melakukan ibadah kepada Allah dan selalu mengingatnya,

Hubungan manusia dengan sesama manusia merupakan  hubungan horizontal dalam kehidupan bermasyarakat. Pada hakikatnya manusia itu saling membutuhkan antara yang satu dengan  lainnya, maka bisa dipastikan bahwa manusia tidak akan “bisa hidup” tanpa orang lain. Oleh karena itu  dalam hal hubungan manusia dengan sesama ,Ajaran  Islam sangat menganjurkan adanya sikap saling tolong menolong, saling menasehati tentang hak dengan  kesabaran, kesetiakawanan sosial, egaliter, dan tenggang rasa kebersamaan. Ketinggian derajat manusia dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, warna kulitnya, dan bahasanya, akan tetapi ditentukan oleh ketaqwaannya yang ditunjukan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia yang lain.
Sebagai contohnya dalam hal tersebut  dapat kita jumpai dari beberapa hadits Rasulullah yang banyak berpesan agar selalu memperhatikan tetangga yang ada di sebelah, jangan kenyang sendiri sementara tetangganya menderita kelaparan, jangan mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar  atau selalu mencela yang membuat orang lain merasa tersinggung, hendaklah setiap orang itu menyambung dan mempererat  tali silaturrahim, memuliakan tamu yang berkunjung ke rumah, dan masih banyak lagi yang lainnya. Menurut penelitiaan yang dilakukan Jalaludin Rahmat yang dikutip Abuddin Nata, Islam ternyata agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan ibadah. Islam ternyata banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Muamalah jauh lebih luas daripada ibadah (dalam arti khusus). Hal demikian dapat kita lihat misalnya bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan sosial yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (diqashar atau dijama’ dan bukan ditinggalkan). Dalam hadits Rasulullah mengingatkan imam supaya memperpendek bacaan shalatnya bila di tengah jama’ah ada yang sakit, orang lemah atau orang tua.
Selanjutnya Islam juga menilai bahwa ibadah yang dilakukan secara berjamaah atau bersama-sama dengan orang lain nilainya lebih tinggi daripada shalat yang dilakukan secara perorangan dengan perbandingan 27 derajat. Islam juga menilai jika urusan muamalah seorang hamba tidak baik maka urusan ibadahnya pun masih belum diterima, misalnya orang yang berbuat zalim tidak akan hilang dosanya meskipun dengan membaca zikir seribu kali, dan bahkan dari beberapa keterangan bahwa ibadah ritual tidak diterima bila pelakunya melanggar norma-norma muamalah.
Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya (ekosistem) merupakan hubungan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi yang tugasnya adalah untuk mengatur, memanfaatkan, mengolah atau mengelola alam dan lingkungan secara optimal serta  benar. Dengan melakukan hal seperti ini seseorang bisa dikatakan telah cinta kepada tanah air, cinta  tanah air tidak akan melakukan hal-hal yang sifatnya bisa merusak tanah airnya atau negaranya, seperti malakukan penebangan hutan secara liar (ilegal logging) karena bisa menyebabkan erosi dan banjir, tidak melakukan pemburuan terhadap satwa-satwa, tidak melakukan pertambangan liar secara membabi buta, tidak melakukan eksploitasi alam secara berlebihan, tidak  melakukan pencemaran terhadap lingkungan dan sebagainya.
Mencintai  tanah air merupakan sebagian dari iman seseorang (hub al-wathan min al-iman). Hal ini juga bisa kita cermati dari suatu riwayat yang mengisahkan ketika nabi ingin meninggalkan kota Mekah dan berhijrah ke Madinah, beliau berucap “demi Allah sesungguhnya engkau adalah bumi yang aku cintai, seandainya bukan karena orang yang tinggal di sini mengusirku, niscaya aku tidak akan meninggalkanmu” (H. R. Tirmidzi).  Mencintai bangsa dan negara juga merupakan ciri ciri orang yang beriman, semisal, apabila kita diberi amanat hendaknya tidak menyalahgunakan jabatan, tidak korupsi, dan kolusi, bertindak sewenang-wenang dll. Sebaliknya yang harus dilakukan adalah berfikir cerdas dan bekerja dengan ikhlas untuk mencapai tujuan perubahan yang lebih baik. Kita harus memelihara dan mempertahankan tanah air tumpah darah ini  dan jangan melakukan  kerusakan lingkungan  yang bisa membuat kerusakan dan kesengsaraan berbagai makhluk hidup.
Dengan melihat tujuan dari rumusan tersebut maka  tampak semakin jelas bahwa tujuan pendidikan Islam bukan saja diarahkan menjadi manusia dalam bentuk mengamalkan ajaran beragama dan berakhlak mulia, melainkan juga mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya terutama aspek fisik, psikis, intelektual, kepribadian, dan sosial sesuai dengan tuntutan kehidupan, kemajuan ilmu dan budaya, perkembangan masyarakat serta harapan ajaran Islam itu sendiri, terutama dalam membentuk manusia agar  mampu menunaikan tugas sebagai khalifah dan insan yang mengabdi kepada Allah SWT.  Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam yang utama itu adalah mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, sehingga mampu menunaikan tugas dan kewajibannya selaku makhluk Allah, kemudian mampu menjalankan dan membangun tugas-tugas kemasyarakatan, kebangsaan, keagamaan secara bersama-sama membangun peradaban Islam, dan tugas-tugas dalam membangun kehidupan bersama secara keseluruhan dengan sebaik-baiknya di permukaan bumi ini sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan menurut al-Qur’an dan al-Sunnah.

Penulis:  Drs.  Budi Setiyono
Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Simokerto

VISI KEIMANAN SEORANG MUSLIM

VISI KEIMANAN SEORANG MUSLIM
(Oleh: Drs. Budi Setiyono)

  Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka"( Q.S. : Al-Baqarah : 201 ) Inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang Muslim.

Umat Islam dalam pandangan hidup keseharian banyak hal yang menjadi  pemikiran kita semua . Secara umum mereka hidup semata mata hanya untuk duniawi. Mereka berlomba – lomba mencari posisi, harta benda dengan segala macam upaya.  Dalam pemikiran awam bahwa kenyamanan hidup didunia merupakan segala galanya, sehingga apapun yang diupayakan mereka selalu berdalih untuk menghidupi anak dan istri tercinta agar tidak terlunta lunta karena terhimpit kesulitan hidup.  Mereka senang hidup bermewah-mewah
dengan berebut  jabatan atas dalih demokrasi, saling fitnah dan saling serang dalam demonstrasi hanya untuk membelah dan mendukung seseorang yang dijagokan untuk menjadi pemimpinnya itu menjadi hal yang biasa.
 Disisi lain para  pengemban amanah telah mengalami ujian yang berat , misalnya baru baru ini di negara tercinta ini  silih berganti mengalami persoalan persoalan yang sangat membelit   antara penegak keadilan, dan penjaga hukum saling membuka aib didalam lembaga tersebut, antar personil saling tuding siapa pelaku suap, dan korupsi yang sebenarnya. Sampai sampai muncul istilah pertarungan cicak dan kadal yang diekspos dalam media cetak dan televisi, sehingga pemegang kuasalah  yang mampu menjerat  cicak. Seperti itukah figur para pemimpin kita ? Mereka itu adalah umat Islam dan mengaku beragama  Islam, mereka shalat, dan menunaikan  zakat, bahkan haji berkali kali mungkin, lalu apa  sebenarnya yang menjadi visi keimanan seorang muslim, apabila kita melihat fenomena misi mereka seperti ini ?.

TUJUAN  HIDUP
Pertanyaan tersebut telah mengusik fikiran dan hati seorang muslim dan juga.  Kapan dan bagaimana kita mensucikan diri, bila gaya hidup mewah yang memabukkan kita kepada mengingat Allah itu selalu membelit otak dan gengsi didunia ini ? Kehidupan  yang bagaimana yang seharusnya  diamalkan oleh kebanyakan umat Islam di negara ini ?  Sementara budaya mayarakat dan generasi kita pola berfikirnya sudah terkontaminasi dengan gaya hidup mewah dan moderat. semisal bila kita datang menghadiri undangan pesta pejabat atau orang kaya terpaksa harus menyesuaikan cara berpakaian dan cara berpenampilan agar yang diundang ini dihormati dan disambut sebagai layaknya para pejabat yang lainnya. penampilan fisik yang meyakinkan dan menarik merupakan segala galanya.
Dengan  berpenampilan seperti yang saya paparkan sebagaimana tersebut di atas, itulah gambaran hidup dan kualitas sebagian umat Islam yang taqlid pada kehidupan dunia yang seolah olah menyenangkan namun  sebenarnya tipu daya kehidupan dunia yang sangat menyesatkan kita semua. Dengan contoh nyata karena memburu duniawi semata maka  teman akan berubah menjadi musuh , karena uang,  harta, dan jabatan  telah menjadi tuhan mereka. Sehingga mereka bisa berbuat semena mena. Menolong dan membantu fakir miskin dengan seolah olah melaksanakan perintah  Allah yang disebut  Zakat.  Mereka telah  mengemas nya  dan mengekspos diri untuk mendistribusikan  infaq dan zakat denganmengundang     fakir miskin kerumahnya,     sehingga  berbondong bondonglah  umat datang dan terinjak injak tanpa mengindakan nyawanya yang akhirnya melayang untuk sebuah zakat,  Dan setelah shalat ataupun dalam akhir  acara tak lupa sebagian banyak umat Islam selalu berdo’a dengan bacaan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqorah: 201 yang artinya : ”Ya Tuhan kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka”  Tanpa disadari  ucapan do’a yang sehari hari dibaca apakah sudah tercermin dalam prilaku kehidupan keseharian atau mungkin kurang memahami tentang apa makna terdalam tentang Kebaikan itu.

KEBAIKAN DI DUNIA
            Kita jangan sampai tertipu dengan suatu perbuatan yang disebut “Kebaikan” dalam kacamata iman perbuatan kebaikan itu adalah “Baik menurut ukuran manusia belum tentu baik menurut ukuran Allah SWT. Sebaliknya Baik menurut ukuran Allah itu pasti baik bagi manusia” kenapa demikian ? Allah adalah sang Pencipta jagat raya beserta  isinya termasuk makhluk  yang bernama manusia.
Dalam penciptaan manusia pertama yang bernama Adam, Allah menciptakan manusia itu  dalam bentuk  sebaik baik umat. Namun tipu daya duniawi telah memperdaya umat manusia, sehingga setiap perbuatan baik selalu ditafsirkan sesuai dengan keinginan nafsunya.   gaya hidup itulah yang telah mempengaruhi dan mendominasi penampilannya didunia. Kebaikan didunia yang sebenar benarnya banyak diharapkan oleh   umat Islam yang beriman.  Ketika bermunajad kepada Allah ketenangan dan ketentraman hidup yang  menjadi impian dan harapan dalam hati serta  jiwanya nampak bersinar dalam semangat hidup keseharian juga selalu berfikir positif. Ketenangan dan ketentraman hidup  ketika kita memperoleh posisi atau jabatan itu adalah sebuah  amanah. kita laksanakan  dengan selalu  mohon petunjuk Allah , dan ketika kita memperoleh rezeki kita selalu mensyukuri nikmat itu dengan saling berbagi kepada saudara kita para dhuafa dan yang membutuhkan dengan harapan agar mereka juga ikut merasakan kebahagiaan di dunia ini.

KEBAIKAN DIAKHIRAT
            Akhirat adalah tempat kehidupan yang kekal bagi umat manusia yang kelak akan kembali menghadap Allah. Dalam pandangan mata orang yang cerdik dunia dan akhirat digambarkan dalam firman Allah Q.S. al-Ankabut(29) : 64 yang artinya “ Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan sendau gurau dan main-main. Dan sesungguhnya  akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau saja mereka mengetahui.”
Kebaikan diakhirat akan terwujud apabila keimanan umat ini telah menyertainya ketika dia melakukan kebaikan didunia. Sebagai mana ungkapan yang sering kita dengar “ Carilah duniamu niscaya akhirat  akan  mengikutimu atau kau dapatkan”. pernyataan ini  banyak disalah tafsirkan oleh sebagian umat, mereka mencari duniawi semata , menumpuk harta benda tanpa peduli waktu waktu shalat , dan melupakan zakat karena takut hartanya akan berkurang.  Atau sebaliknya mereka duduk tafakur di dalam masjid tak henti hentinya mengerjakan shalat dan berdzikir kepada Allah hanya untuk memikirkan akhirat saja agar dapat masuk surga dengan pahala yang melimpah. Disisi lain ada umat yang senang berbuat baik, berinfaq, zakat, menolong orang kesulitan, dan tidak pernah mencela orang lain , secara sosial kemasyarakatan orang ini termasuk orang dermawan dan paling baik tetapi dia tidak pernah shalat. Kebaikan seperti apa yang diharapkan oleh figur umat tersebut di atas.  Insyaallah kebaikan diakhirat yang diharapkan oleh umat Islam yang beriman yaitu kenikmatan dan kebahagian ketika Ia berjumpa dengan Robnya. Perjumpaan dengan Tuhannya itulah sebuah kenikmatan dan kebahagiaan  bagi umat Islam yang beriman.

SIKSA NERAKA
            Setiap muslim pasti mendengar adanya siksa neraka, dalam pembahasan ini lebih terfokus pada rasa takut dan kawatir umat Islam yang taat dan beriman kepada Allah, bahwa didalam al-Qur’an banyak diterangkan tentang adanya hari pembalasan. Lain halnya para kreatifator film sinetron yang  menceritakan banyak hal tentang siksa neraka  sebagai media dakwah yang sangat menakutkan dan juga  menggambarkan tokoh yang meninggal dunia dengan mudahnya mengucapkan kalimat tahlil ketika sakaratul maut menjemput, dan katanya masuk surga. Seperti apakah siksa neraka itu .? ya semua itu kembali dalam amal kehidupan umat di dunia sebagai tolok ukur.   Barang siapa berbuat baik Allah akan membalasnya dengan surga dan bilamana manusia itu ingkar Allah juga akan membalasnya dengan siksa neraka.  Dalam Q.S. al-Mu’minun(23) : 99-100 menjelaskan suatu penyesalan umat yang  artinya sebagai berikut:  “ Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. “Sekali kali tidak.  Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.  Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.
            Hikmah dari visi keimanan seorang muslim dapat ditarik 3 tujuan dan harapan hidup umat Islam yang beriman   kepada Allah tidak ada yang lain kecuali mohon kebaikan hidup didunia, kebaikan diakhirat, dan terpelihara dari siksa neraka. Selebihnya Allhu A’lam.
                        

SANG SUFI

SANG SUFI

Tersebutlah seorang penganut tasawuf bernama Nidzam al-Mahmudi. Ia tinggal di sebuah kampung terpencil, dalam sebuah gubuk kecil. Istri dan anak-anaknya hidup dengan amat sederhana. Akan tetapi, semua anaknya berpikiran cerdas dan berpendidikan. Selain penduduk kampung itu, tidak ada yang tahu bahwa ia mempunyai kebun subur berhektar-hektar dan perniagaan yang kian berkembang di beberapa kota besar. Dengan kekayaan yang diputar secara mahir itu ia dapat menghidupi ratusan keluarga yg bergantung padanya. Tingkat kemakmuran para kuli dan pegawainya bahkan jauh lebih tinggi ketimbang sang majikan. Namun, Nidzam al-Mahmudi merasa amat bahagia dan damai menikmati perjalanan usianya.
Salah seorang anaknya pernah bertanya, `Mengapa Ayah tidak membangun rumah yang besar dan indah? Bukankah Ayah mampu?""Ada beberapa sebab mengapa Ayah lebih suka menempati sebuah gubuk kecil," jawab sang sufi yang tidak terkenal itu. "Pertama, karena betapa pun besarnya rumah kita, yang kita butuhkan ternyata hanya tempat untuk duduk dan berbaring. Rumah besar sering menjadi penjara bagi penghuninya. Sehari-harian ia Cuma mengurung diri sambil menikmati keindahan istananya. Ia terlepas dari masyarakatnya. Dan ia terlepas dari alam bebas yang indah ini. Akibatnya ia akan kurang bersyukur kepada Allah."
Anaknya yang sudah cukup dewasa itu membenarkan ucapan ayahnya dalam hati. Apalagi ketika sang Ayah melanjutkan argumentasinya, "Kedua, dengan menempati sebuah gubuk kecil, kalian akan menjadi cepat dewasa. Kalian ingin segera memisahkan diri dari orang tua supaya dapat menghuni rumah yang lebih leluasa. Ketiga, kami dulu cuma berdua, Ayah dan Ibu. Kelak akan menjadi berdua lagi setelah anak-anak semuanya berumah tangga. Apalagi Ayah dan Ibu menempati rumah yang besar, bukankah kelengangan suasana akan lebih terasa dan menyiksa?"
Si anak tercenung. Alangkah bijaknya sikap sang ayah yang tampak lugu dan polos itu. Ia seorang hartawan yang kekayaannya melimpah. Akan tetapi, keringatnya setiap hari selalu bercucuran. Ia ikut mencangkul dan menuai hasil tanaman. Ia betul-betul menikmati kekayaannya dengan cara yang paling mendasar. Ia tidak melayang-layang dalam buaian harta benda sehingga sebenarnya bukan merasakan kekayaan, melainkan kepayahan semata-mata. Sebab banyak hartawan lain yang hanya bisa menghitung-hitung kekayaannya dalam bentuk angka-angka. Mereka hanya menikmati lembaran-lembaran kertas yang disangkanya kekayaan yang tiada tara. Padahal hakikatnya ia tidak menikmati apa-apa kecuali angan-angan kosongnya sendiri.
Kemudian anak itu lebih terkesima tatkala ayahnya meneruskan, "Anakku, jika aku membangun sebuah istana anggun, biayanya terlalu besar. Dan biaya sebesar itu kalau kubangunkan gubuk-gubuk kecil yang memadai untuk tempat tinggal, berapa banyak tunawisma/gelandangan bisa terangkat martabatnya menjadi warga terhormat? Ingatlah anakku, dunia ini disediakan Tuhan untuk segenap mahkluknya. Dan dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua penghuninya. Akan tetapi, dunia ini akan menjadi sempit dan terlalu sedikit, bahkan tidak cukup, untuk memuaskan hanya keserakahan seorang manusia saja."

ISRA BERSAMA RASULULLAH SAW KE LANGIT YANG PALING TINGGI

ISRA BERSAMA RASULULLAH SAW KE LANGIT YANG PALING TINGGI

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari Anas Ibnu Malik bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Didatangkan untukku Buraq yang merupakan hewan putih, panjangnya diatas himar dan dibawah bagal, kukunya berada di akhir ujungnya. Beliau bersabda, `Aku segera menungganginya hingga tiba di Baitul Maqdis.' Beliau bersabda, `Lalu ia mengikatnya dengan tali (rantai)  yang biasa dipakai oleh para nabi untuk mengikat.' Beliau melanjutkan, `Kemudian aku memasuki masjid (Baitul Maqdis) dan mendirikan shalat dua rakaat. Setelah itu, aku keluar. Lalu Malaikat Jibril a.s. mendatangiku dan menyodorkan dua buah gelas yang satu berisi khamar dan lainnya berisi susu. Aku memilih gelas yang berisi susu dan Jibril a.s. berkata, `Engkau telah memilih kesucian.'
Kemudian ia naik bersamaku ke langit yang pertama. Jibril meminta dibukakan pintu. Lalu (malaikat penjaga langit pertama) bertanya, `Siapakah kamu.' Jibril a.s. menjawab, `Jibril.' Kemudian ia ditanya lagi, `Siapakah yang besertamu?' Jibril a.s. menjawab, `Muhammad.' Malaikat itu bertanya, `Apakah kamu diutus?' Jibril menjawab, `Ya, aku diutus.' Lalu pintu langit dibukakan untuk kami. Ternyata aku bertemu dengan Nabi Adam a.s. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Setelah itu Jibril a.s. naik bersamaku kelangit yang kedua dan meminta dibukakan pintu. Lalu pintu langit kedua dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan dua putra paman Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria a.s., keduanya menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.            
Lalu Jibril a.s. naik bersamaku ke langit yang ketiga dan meminta dibukakan pintu langit ketiga. Lalu pintu langit ketiga dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Yusuf a.s. yang telah dianugerahi sebagian nikmat ketampanan. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Kemudian Jibril a.s. naik bersamaku kelangit keempat dan meminta dibukakan pintu langit keempat. Lalu pintu langit keempat dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Idris a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah SWT berfirman, `Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.' Setelah itu Jibril a.s. kembali naik bersamaku kelangit yang kelima dan meminta dibukakan pintu langit kelima. Lalu ia membukakan pintu langit yang kelima untuk kami, Di sana aku bertemu dengan Harun a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Malaikat Jibril a.s. kembali naik bersamaku ke langit yang keenam dan meminta dibukakan pintu untuk kami. Lalu ia membukakan pintu keenam untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Musa a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Lalu Jibril a.s. naik lagi bersamaku ke langit yang ketujuh dan meminta dibukakan pintu langit ketujuh. Kemudian malaikat penjaga pintu langit ketujuh membukakan pintu untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Ibrahim a.s. yang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma'mur yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat dan tidak kembali kepadanya -sebelum menyelesaikan urusannya.
Setelah itu, ia pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha. Ternyata, daun-daunnya sebesar kuping gajah dan buah-buahannya menyerupai buah anggur. Begitu perintah Allah SWT menyelubunginya dan menyelubungi apa-apa yang akan diselubungi, ia segera berubah. Tidak ada seorang makhluk Allah pun yang mampu menyifati keindahan dan keelokannya. Lalu Allah Maha Agung mewahyukan apa-apa yang akan diwahyukan-Nya kepadaku dan mewajibkanku untuk mendirikan shalat lima puluh kali setiap hari sehari semalam. Setelah itu, aku turun menemui Musa a.s.. Ia bertanya kepadaku, `Apakah gerangan yang telah diwajibkan Allah SWT atas umatmu.' Aku menjawab,' Mendirikan shalat sebanyak lima puluh kali.' Kemudian ia berkata, `Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah kepada-Nya keringanan. Sesungguhnya umatmu tidak memiliki kemampuan untuk melakukan itu. Sesungguhnya aku telah berpengalaman mencobanya kepada Bani Israel.' Beliau melanjutkan sabdanya, `Kemudian aku kembali kepada Rabb-ku dan memohon, `Wahai Rabb, berikanlah keringan untuk umatku.' Dan Ia mengurangi menjadi lima kali. Setelah itu, aku kembali menemui Musa a.s. dan kukatakan kepadanya, `Ia telah mengurangi menjadi lima kali.' Namun Musa a.s. kembali berkata, `Sesungguhnya umatmu tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu. Karena itu kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan.' Lalu aku bolak-balik bertemu antara Rabb-ku Yang Maha Tinggi dengan Musa a.s.. Lalu Dia berfirman, `Wahai Muhammad, sesungguhnya kelima shalat itu dilaksanakan setiap sehari semalam. Setiap shalat dihitung sepuluh yang berarti berjumlah lima puluh shalat. Barang siapa yang ingin melakukan suatu kebaikan kemudian tidak melaksanakannya, maka Ku-tuliskan untuknya satu kebaikan. Dan jika ia mengerjakannya, maka Ku-tuliskan untuknya sepuluh kebaikan. Barangsiapa ingin melakukan kejelekan kemudian tidak melakukannya, maka Aku tidak menulis apa-apa padanya. Dan jika ia mengerjakannya, maka Aku menuliskannya satu kejelekan.' Beliau kembali melanjutkan sabdanya, `Lalu aku turun hingga sampai kepada Musa a.s. dan memberitahukan hal tersebut. Musa a.s. berkata, `Kembalilah kepada Rabb-mu dan memohonlah keringanan.' Saat itu Rasulullah saw. bersabda, `Aku katakan kepadanya, `Aku telah berulang kali kembali kepada Rabb-ku hingga aku merasa malu kepada-Nya.'"

PANDANGAN HIDUP UMAT YANG BERIMAN

PANDANGAN HIDUP UMAT YANG BERIMAN
(Oleh: BUDI SETIYONO)


“Agama mereka adalah perut mereka, Kiblat mereka adalah perempuan mereka, Tujuan mereka adalah dirham mereka”  Sebuah sabda  Nabi Muhammad SAW.

Perilaku manusia saat ini nampaknya identik dengan pernyataan nabi tersebut di atas, bagaimana cara berfikir dan berprilaku  serta pandangan hidup secara plural. Sebenarnya gaya hidup dan mentalitas yang demikian ini, menurut Al-Qur’an adalah gaya hidup orang kafir.  Karena tidak beriman pada kehidupan akhirat, mereka melakukan semua itu hanya untuk memperturutkan hawa nafsu .  disadari atau tidak pandangan hidup seperti itu sangat menyesatkan .
            Pengalaman hidup  manusia mengajarkan  bahwa iman yang tertanam dalam hati merupakan sumber kekuatan sebuah optimisme yang dasyat sehingga manusia pasti mempunyai pandangan hidup yang positif untuk mencapai sebuah cita-cita hidup dunia akherat. Mereka yang optimis akan selalu siap berjuang dan mengorbankan harta bahkan nyawanya,  sebaliknya orang pesimis tanpa pandangan hidup yang positif cenderung mudah berputus asa, pasrah mengikuti arah perjalanan nasib yang tanpa ujung.
Menjalani hidup tanpa masa depan dan harapan sama halnya menghantarkan sebuah harapan kosong tanpa arah dan penuh kehampaan selama hidupnya , karena dia akan berputar-putar sesuai siklus kehidupan rutinitas  saja, yaitu: mencari makan atau kerja, tidur, beranak, lalu mati setelah itu putus segala urusan. Ia selalu berfikir tentang isi perut, dan dorongan syahwat yang ada dibawah perutnya.
            Orang yang hidupnya seperti paparan tersebut di atas untuk memikirkan idealisme  perjuangan dalam kehidupan merupakan suatu hal yang sia sia.  Dia tidak akan pernah berfikir  sampai pada kehidupan yang akan datang.  Bila dia seorang mukmin pasti tidak akan memiliki cita cita dan harapan serendah itu dalam menapakkan kehidupan didunia. 
            Gaya hidup orang yang benar benar beriman (mukmin haqqon) sangat jauh berbeda dari gaya hidup orang orang kafir.  Mukmin itu adalah termonologi yang khusus dan sangat specific bila dinisbatkan pada sosok pribadi manusia yang utuh, dan menyeluruh menyerahkan hidup dan kehidupannya, jiwa dan raganya, wawasan dan fikirannya, niat dan amal perbuatannya hanya kepada dan untuk Allah SWT .  Semua harapan ibadahnya hanya untuk mencari dan mencapai keridhaan  Allah  (mardho-tillah) Aqidahnya murni dan dia selalu berdo’a untuk mencapai keselamatan hidup didunia dan diakherat  itulah pandangan hidup umat yang beriman.

CARA BERWUDHU YANG BENAR MENURUT RASULULLAH SAW

CARA BERWUDHU YANG BENAR MENURUT RASULULLAH SAW
(Oleh: Budi setiyono)

Bismillahirrahmanirrahim,” Hai orang orang yang beriman , apabila kamu hendak mengerjakan shalat, basuhlah ( cucilah mukamu, tanganmu sampai  ke siku    , usaplah kepalamu dan cucilah kakimu sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu junub, maka bersucilah (mandilah) . dan jika kamu sakit atau bepergian  atau salah seorang diantara kamu datang dari jamban (buang air)  atau kamu sentuh wanita (setubuh) dan tidak kamu dapati air maka bertayammumlah kamu dengan debu yang bersih yakni usaplah mukamu dan tanganmu dengan debu itu”  “Allah tidak menginginkan kesempitan kepadamu, tetapi hendak mensucikan kamu dan menyempurnakan ni’mat Nya kepadamu, supaya kamu bersyukur.”( Q.S. Maidah:6 ).
Apabila kamu hendak berwudhu, maka bacalah: “Bismillahirrahmanirrahim”  1. dengan mengikhlaskan niatnya karena Allah, 2. dan basuhlah telapak tanganmu tiga kali, 3. gosoklah gigimu dengan kayu arok atau sesamanya, 4. kemudian berkumurlah dan isaplah air dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah , kamu kerjakan yang demikian tiga kali,5. dan sempurnakanlah dalam berkumur dan menghisap air itu, apabilah kamu sedang tidak berpuasa, 6. kemudian basuhlah mukamu tiga kali, 7. dengan mengusap dua sudut matamu, 8. dan lebihkanlah membasuhnya, 9. dengan digosok, 10. dan selai selailah janggutmu, 11. kemudian basuhlah (cucilah ) kedua tanganmu beserta kedua sikumu dengan digosok tiga kali, 12. dan selai selailah jari jarimu, 13. dengan melebihkan membasuh kedua tanganmu mulai tangan kanan, 14. lalu usaplah ubun ubunmu dan atas surbanmu ,15. dengan menjalankan kedua telapak tangan, 16. dari ujung muka kepala sehingga tengkuk dan dikembalikan lagi pada permulaan,17. kemudian usaplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan ibu jari dan sebelah dalamnya dengan kedua telunjuk, 18. lalu basuhlah kedua kakimu beserta kedua mata kaki, dengan digosok tiga kali, 19. dan selai selailah jari jari kakimu dengan melebihkan membasuh keduanya, 20. dan mulailah dari yang kanan ,21. dan sempurnakanlah membasuh  kedua kaki itu, 22. kemudian ucapkan.” Asyhadu allah-ila-ha illallah wahdahu- la—syari-kalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa- rasuluh” 
Mengusap kedua Khuf (sepatu).  Dan usaplah kedua khuf atau sesamanya sebagai pengganti membasuh (mencuci) kedua kaki dalam wudhu 23. untuk tiga hari dalam perjalanan dan satu hari dalam waktu tidak bepergian, selama tidak emembuka keduanya, sedang waktu memakainya diwaktu suci (belum batal wudhunya).

NILAI KEBENARAN

NILAI KEBENARAN
(Oleh: Budi Setiyono)

Dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap".
Kebenaran identik dengan realita, maksud pernyataan itu bahwa kebenaran selalu dikaitkan dengan realita. Dalam bahasa  hukum duniawi seorang  jaksa penyidik selalu bermain main dengan bukti realita ketika dia menangani sebuah kasus, seseorang divonis bersalah apabila dia nyata nyata terbukti telah melakukan kejahatan, bila mana orang tersebut tidak dapat menunjukkan bukti tidak bersalah dengan alibi apapun.  Sebaliknya orang yang benar dan tidak bersalah akan berubah status hukumnya jadi bersalah dan menjadi terdakwah bila dia dapat terbukti bersalah sekalipun alibi tersebut dibuat buat.    Itulah fenomena kebenaran didunia yang saat ini terjadi dimasyarakat kita.  Nilai-nilai kebenaran sesungguhnya hanya sebagai sandiwara saja.  Umat manusia khususnya di negara ini sudah tidak peduli pada kebenaran, mereka sangat pintar dan cerdas membolak-balikkan kata, apapun kejahatan yang telah di lakukan itu dianggap sudah biasa, serta tidak tabuh dalam berbohong. Lebih-lebih bila kejahatan itu berjamaah dan terorganisasi, maka kebenaran akan sirna diterpa hembusan kata kata bohong. Didunia ini kata-kata dapat berubah sejalan dengan situasi dan kondisi yang dikendaki dalam pernyataan kesaksian, maka perlu kiranya strategi untuk memerangi orang orang fasik seperti itu.  Sebagaimana pernyataan Ali bin Abi Thalib: “Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan baik, akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi secara rapi”
Mencermati pernyataan tersebut diatas dan kenyataan yang terjadi dimasyarakat sungguh menarik, karenanya perlu mendapat perhatian dari umat islam yang beriman, khususnya sebagai kelompok umat yang mendapat amanah Allah swt untuk senantiasa menebarkan dan mempertahankan kebaikan, kedamaian, dan kebenaran dalam kehidupan umat manusia secara menyeluruh.  Karena itu Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imron : 110 yang artinya sebagaimana di bawah ini:
“ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”   
Namun untuk melaksanakan  pernyataan Allah  tersebut  dalam kehidupan ini tidak dapat berdiri sendiri karena itu dalam mengamalkannya perlu difikirkan dan diperjuangkan dalam tatanan yang rapi dan teratur.  Memperjuangkan kebenaran diperlukan perencanaan yang matang, tahapan, dan skala prioritas yang jelas, serta didukung oleh kelompok umat yang berkualitas.
            Dalam realita kehidupan sehari hari yang kita saksikan sekarang, betapa kemungkaran, kebohongan, kesaksian palsu, serta kebathilan telah merajalela dan mendominir hampir didalam semua sektor kehidupan.  Semua itu ter-cover  dan dikemas serta dikelola dengan rapi, sehingga seolah olah merupakan  sebuah legalitas keniscayaan dalam kehidupan moderat tanpa cacat sedikitpun. Mereka melakukannya dengan sadar serta mematikan hati nuraninya tanpa  merasakan  apa itu dosa, demi mencapai sebuah jabatan yang sarat dengan harta duniawi, serta gengsi status sosial.
Secara plural masyarakat banyak yang terpengaruh oleh nilai-nilai kemungkaran, kebohongan, kesaksian palsu, serta kebathilan yang sudah merasuk dalam dirinya, semisal antar teman saling memfitnah dengan menyampaikan dan menyebarluaskan kejelekkannya dengan motif pembunuhan kharakter (Charracter Assasinations) agar tidak merecoki jabatan yang diembannya.  Terlebih akan menhabisi atau menyingkirkan satu sama lain  dengan tujuan agar dapat leluasa mengkorup keuangan disuatu instansi atau lembaga dia bekerja, serta menutup kasus-kasus kejahatannya dengan mengekspos diri melalui tulisan tulisan  di media masa agar terbentuk opini bahwa dia orang yang suci, bersih, dan tidak berdosa apapun yang dia pernah lakukan. Terlebih  masyarakat kita mudah melupakan apapun kesalahan dan kebathilan yang terjadi pada diri orang lain.  Berapa banyak kebenaran telah dikhianati oleh manusia-manusia rakus seperti itu. Oleh karena itu marilah kita tentang , dan kita perjuangkan dengan do’a dan upaya yang terorganisir agar semua bentuk kebathilan, di negara ini dan di lembaga lembaga serta ditengah tengah masyarakat kita untuk tetap mempertahankan kebenaran  sebagaimana ayat tersebut di atas :“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. Semoga Allah SWT segera menghancurkan musuh-musuhNya dan musuh orang –orang yang taat padaNya. Amin

SYARAT TERKABULNYA DO’A

SYARAT TERKABULNYA DOA
(Oleh: Drs. Budi Setiyono)

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku*akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".*( Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku)  .(Al-Mumin : 60)
PEMAHAMAN  TERKABULNYA DOA
Do’a merupakan senjata yang paling ampuh sebagai  kunci kebutuhan, penghibur orang orang miskin, perlindungan bagi orang orang yang terjepit, dan obat hati bagi orang yang dikejar kebutuhan.  Perlu  diketahui bagi umat Islam yang taat dan paham tentang kehidupan dunia dan akhirat , maka dia akan selalu mengingat Allah SWT  dalam Keadaan apapun.  Namun sebaliknya orang orang yang ingkar pada Allah dia akan selalu menyombongkan dirinya untuk tidak meminta-minta pada Allah, dan dia juga akan selalu membangga banggakan setiap hasil kerjanya atau usahanya dengan penuh kecongkaannya.  Sebenarnya setiap perlakuan yang dihasilkan tanpa disadari terdapat  campur tangan dan seijin  Allah SWT, bukan hasil kerjanya semata-mata.
            Terkabulnya do’a-do’a itu harus dipahami bagi seorang muslim yang didalam do’a itu tidak terdapat unsur-unsur dosa, dan memutuskan kekerabatan sehingga ada kemungkinan bahwa do’a itu akan dikabulkan di dunia, mungkin juga di tangguhkan sampai di akhirat nanti sebagai imbalan pahala,  dan yang paling kita lalaikan bahwa do’a–do’a kita berwujud keselamatkan atau dihindarkan dari kejelekan di dunia .  Bila kita pandai bersyukur  dan memahami hikmah dalam setiap kejadian  itu sebenarnya do’a-do’a kita yang di kabulkan Allah dalam versi  Nya
            Sebagai makhluk, kita semua ini lemah tidak ada daya upaya atas dunia dan akhirat, oleh karena itu bila kita mengingat kejadian manusia setelah dilahirkan kedunia kita tidak mempunyai apa apa dan lemah tidak berdaya secara fisik maupun secara mental. Di alam kandungan selama Sembilan bulan Allah menyediakan makanan melalu tali plasenta didalam perut ibu, kemudian di alam dunia  kita diberi makan  melalui air susu ibu yang disediakan oleh Allah juga, pakaian dan semua makanan  yang ada di dunia ini milik kita dari Allah dengan segala kasih sayang Nya, maha suci Allah. Dalam HR. Tirmidzi/iskat: 2251, Rasuullah SAW bersabda: “ Hendaklah salah seorang di antara kamu meminta kepada Tuhannya akan semua kebutuhan-nya, sampaipun hendaknya ia meminta kepada Nya tentang tali sepatunya yang putus”

INDIKATOR TERKABULNYA DOA KITA
          Selain Shalat yang didalamnya juga terdapat do’a do’a formal kepada Allah, ada yang disebut Dzikir atau do’a,  banyak  terdapat dalam Al-Qur’an dan hadist, yang harus kita lakukan sebagaimana yang dilakukan dan di contohkan Oleh Rasulullah Muhammad SAW.  Adapun keinginan setiap umat agar permohonan do’a itu mudah terkabul dan disegerakan.  Do’a akan  dikabulkan dapat   dlihat dengan syarat, yang pertama,  makanan yang kita konsumsi setiap hari harus halal secara perolehan maupun sifat-sifatnya. Ini dijelaskan dalam  HR. Muslim dan Tirmidzi, sebagai berikut:” Hai manusia ! Sesungguhnya Allah itu baik, Ia tidak mau menerima melainkan yang baik, dan sesungguhnya Allah menyuruh orang-orang mukmin sebagaimana Ia menyuruh para rasul, yaitu Ia berfirman:” Hai para rasul ! Makanlah dari yang baik-baik, dan berbuatlah kebajikan, karena sesungguhnya AKU Maha mengetahui apa yang kalian perbuat”. “ Dan Ia juga berfirman” Hai orang-orang yang beriman ! makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah KU anugerahkan kepadamu”. Kemudian Nabi menuturkan  cerita seorang laki-laki yang datang dari tempat jauh, rambutnya tidak terurus, badannya penuh debu sambil menadahkan tangan nya kelangit memohon kepada Allah: “Ya Robbi, yaa robbi, ya Tuhanku, ya Tuhanku sedang makannya haram, minumannya haram, dan diberinya makan dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin do’anya itu akan dikabulkan?”
Kedua,  bila kita memohon dan berdo’a  harus  tidak minta untuk disegerahkan dan tidak bosan atau berhenti untuk berdo’a, dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “ Seseorang di antara kamu akan dikabulkan do’anya, selama ia tidak minta disegerakan, yaitu ia mengatakan: aku sudah berdo’a, tetapi (mengapa) belum juga dikabulkan.”  Bila kita tela’ah hadist tersebut sebenarnya Allah sedang menguji kita yang bermohon melalui do’a, apakah dengan penuh ketekunan kita beribadah kepada Nya, atau dengan kesabarannya itu semua hanya Allah yang mempunyai hak prerogative  dikabulkan atau tidak do’a kita. Selanjutnya: “ Senantiasa manusia akan dikabulkan do’anya, selama ia tidak berdo’a dengan dosa atau memutuskan kekeluargaan, dan selama ia tidak minta disegerakan.  Rasulullah Saw, ditanya, Apakah yang dimaksud disegerakan itu, ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Yaitu ia berkata: aku sungguh sudah berdo’a, tetapi mengapa aku belum melihat (tanda-tanda) dikabulkannya? Lalu ia payah/bosan sesudah itu dan meninggalkan berdo’a.”
Ketiga bila  kita berdo’a kepada Allah hendaknya dengan hati yang merendah, maksudnya tidak menyombongkan diri atau tawar menawar seolah olah tidak butuh, dan tidak terkesan bahwa memohon itu memerintah Allah Swt. Dalam QS.Al-A’raaf:55) yang artinya sebagaimana tersebut di bawa ini:
  
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.)
Keempat,  berdo’a itu harus selalu optimis dan dengan penuh keyakinan bahwa do’a kita senantiasa akan dikabulkan oleh Allah Swt. Di samping itu ucapan dan ungkapan permohonan do’a itu hendaknya yang kongkrit, jelas dan specific, Sebagaimana dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh HR Muslim dan HR Bukhari, yang artinya sebagai berikut: “ Apabila seseorang diantara kamu berdo’a, maka janganlah mengatakan: Ya Tuhan ! ampunilah aku bila engkau suka, ya Tuhan ! kasihanilah daku , bila engkau suka. Tetapi hendaklah ia mengkonkritkan permintaannya itu, karena sesungguhnya Allah berbuat sesuka-Nya, tidak ada orang yang bisa memaksa Dia” “Apabila kamu berdo’a kepada Allah, maka pastikanlah dalam berdo’a itu.”
Kelima,  setiap berdo’a hendaklah dengan menggunakan dan menyebutkan salah satu  dari Asma’ Allah yang 99 itu.  Karena ada perintah dari Al-Qur’an  dalam Surat Al-A’raf:180 artinya tersebut:
Hanya milik Allah asmaa-ul husna*, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya*. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.(Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah). (Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah).
Yang terakhir permohonan do’a itu hendaklah dikerjakan dengan penuh rasa takut kepada Allah dan bersungguh-sungguh ingin dikabulkan, dengan penuh kekhusyukan serta sopan, sebagaimana dalam QS. Al-A’raf: 56 artinya:
Dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh HR. Tirmidzi gharib/ Misykat: 2241 juga menjelaskan agar do’a itu dikabulkan Rasulullah bersabda sebagaimana dibawa ini: “ Berdo’alah kamu kepada Allah sedang kamu berkeyakinan akan dikabulkannya do’amu itu; dan ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan do’a yang keluar dari hati yang lalai dan bermain-main.”
Terkabulnya do’a-do’a kita selalu tergantung  dengan  kesungguhan diri kita  dalam memohon kepada Allah . Indikator terkabulnya do’a ini akan dapat memahamkan diri kita setiap  hendak berdo’a,  Selama ini sebagian banyak umat islam berasumsi, bila berdo’a selalu bertawashul kepada para waliullah yang sudah wafat yang semasa hidupnya sebagai  orang suci yang   dekat pada Allah,  mereka menganggap bahwa  dirinya sendiri tidak layak untuk meminta karena kotor dan banyak dosa. Sehingga setiap hendak berdo’a selalu disebut agar mudah dikabulkan oleh Allah.  Perbuatan itu harus  tidak dilakukan lagi bagi orang orang yang mau berfikir  karena tidak ada tuntunan dari Rasulullah Saw.