BERAMAL SHALIH
(Oleh: Drs. Budi Setiyono)
“ Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” ( QS. Al-Isra’ : 72
CERMIN DIRI
Sudah benarkah perbuatan anda saat ini ?. Pertanyaan ini dapat kita tujukan pada saya, anda, dan siapa saja yang ingin mengetahui sesuatu yang menjadi amal perbuatan, atau ibadah yang sudah dikerjakan. Bila kita berdiri di depan cermin akan terlihat jelas gambar diri yang utuh, wajah cantik dan jelek bagi wanita, ganteng dan gagah bagi laki laki, kemudian kita berhias membetulkan sesuatu yang kurang pas pada diri kita, mengenahkan baju dan aksesoris yang menarik agar kelihatan menawan lalu kita tersenyum senyum puas mengagumi diri kita didepan cermin. Dengan langkah percaya diri kita keluar rumah bertebaran bekerja atau ketempat yang hendak kita tuju. Pernahkah didalam hati dan fikiran kita untuk melihat dan menembus diri kita yang sebenarnya bahwa yang kita lihat itu adalah sebuah bayangan diri yang tidak nyata. Pernahkah kita menanyakan suatu kekurangan dalam mengerjakan amal ibadah kita ?
AMAL SHALIH DAN AMAL YANG SIA- SIA
Amal shalih adalah suatu perbuatan yang baik dalam ukuran agama Islam yang Allah swt ridho atas perbuatan ibadah itu. Dalam hal ini Firman Allah tersebut di atas ( QS. Al-Isra’ : 72 ) merupakan suatu sindirian yang sangat tajam bila kita cermati dengan seksama. Menggambarkan seseorang yang tersesat dari jalan kebenaran karena buta hatinya, dengan mengerjakan hal-hal yang menjadikan amal sia-sia. Sebagaimana dalam hadits HR Ad-Dailamy dari Ady bin Hatim menyebutkan ada enam perkara yang membuat amal menjadi sia-sia yaitu; (1) Sibuk dengan aib orang lain, (2) Keras hati/ kepala, (3) Cinta dunia, (4) Sedikit rasa malu, (5) Panjang angan angan, dan (6) Berbuat Zalim terus menerus.
Sebaliknya bila sesorang mengerjakan amal shalih dengan istiqomah dampak sistemik dari amal shalih didunia itu akan terasa didalam kehidupan dunia maupun diakhirat kelak. ( simak firman Allah, QS (41): (30-31) keistimewaannya serta keutamaannya Yaitu: (1 ) mendapatkan perlindungan dari Malaikat didunia dan akhirat yang dijanjikan Allah swrt dan, (2) akan dimasukkan dalam surga yang didalamnya memperoleh apa yang dia inginkan dan apa yang dia minta.
Dampak sistemik atas istiqomah beramal shalih juga mengundang kecintaan Allah swt kepada kita ( “Tidakkah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai daripada kewajiban yang aku embankan kepadanya, dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya “ HR. Al-Buqhori: 6502)) serta terhidar dari perbuatan mungkar. ( “……Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar….”. QS.Al-Ankabut(29): 45 )
BAGAIMANA MENCAPAI PREDIKAT AMAL SHALIH
Untuk mencapai dan menjaga agar kita tetap beristiqomah dalam mengerjakan amal shalih perlu meniatkan diri agar berkomitmen dengan ikhlas yakni:
(1). Beristighfar sebagai pernyataan taubat yang sungguh-sungguh ( “Dan dia berkata: “ Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Robbmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” QS. Hud(11): 52 ) (2) Memahami dan mengetahui amal-amal yang sia-sia dengan banyak belajar ilmu pengetahuan agama, (3) Mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain disekitar kita yang tidak istiqomah dalam mengerjakan amal ibadahnya. ( “Wahai Abdullah janganlah seperti si Fulan, dahulu dia mengerjakan shalat malam tetapi kemudian meninggalkannya.” HR. Bukhori: 1152) Yang terakhir yaitu (3) Mohon kekuatan dan perlindungan Allah untuk selalu kita dapat beristiqomah dalam mengerjakan amal shalih, mengingat kita sebagai manusia biasa adalah makhluk yang lemah. Hanya dengan do’a setiap saat, dan istiqomah menegakkan shalat malam agar kita diberi kekuatan untuk itu.
Akhirnya dengan beramal shalih yang penulis paparkan di atas maka dapat kita petik hikmah dengan bercermin diri merupakan sebuah simbol filosofi yang sangat dalam bahwa sebagai manusia akan bermanfaat bagi diri sendiri, dan orang lain bila kita mampu mentransformasikan suatu kekurangan diri menjadi amal shalih dalam kehidupan sehari hari, selebihnya Allahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setelah berkunjung, jangan lupa post kan komentar dengan kata-kata yang sopan yaaa?
Terimakasih~